Jumat, 02 Desember 2011

PUJA PUJI UNTUK DIA



Aku mencintainya, sungguh sangat mencintainya
Bila antara dia dan aku dibangun hijab, aku pasti sedih
Bila antara dia dan aku digali sebuah jurang, aku pasti jatuh
Bila antara dia dan aku  tumbuh belantara, aku pasti tersesat.
Aku merasa sepi….Tak ada tawa, hanya kebosanan
Tak ada percaya diri, hanya kebingungan
Rasanya aku takkan dapat berdiri tanpa uluran tangannya
Mungkin dialah karunia terbesar yang diberikan Tuhan padaku
Mungkinkah juga dia berpikir demikian ?
Atau cintaku bertepuk sebelah tangan ?
Beberapa orang berkata darah lebih kental dari air
Tapi air ini bahkan lebih merah daripada darah
Apakah dia juga menganggapku sebagai darahnya ?
Atau hanya sebagai air comberan ?
Aku selalu memandangnya sebagai sebatang padi
Apakah dia memandangku sebagai padi ? pasti tidak
Atau mungkin dia memandangku sebagai benalu ?
            Ah….. tidak !
            Bagaimana mungkin aku berpikir dia akan berpikir seperti yang kupikirkan
            Padahal aku begitu mencintainya
Begitu mengaguminya…..
Dia idolaku, bahkan melebihi Madonna
Bahkan aku rela menjadi bayangannya
Di mataku dia begitu mulia
Bahkan lebih suci dari seorang wali
Dia selalu memperlihatkan keajaiban kepadaku,
Dia juga yang meniupkan semangat kepadaku,
Dia yang selalu ada untukku, kapan dan di mana pun
Ketika orang-orang meragukanku, dia mendukungku
Dan ketika orang-orang berusaha menjatuhkanku
Dia menarikku sambil berkata “pegang tanganku”
Namun uluran tangan itu justru tak pernah kulepas
Seakan aku telah dimanjakan dan terperangkap dalam ketidakberdayaan
Bila nanti aku sudah tua, berkeriput dan ompong
Aku ingin dia dan aku tetap seperti ini
Aku ingin cintaku tak berubah padanya
Walau nanti banyak yang meminta cintaku
Namun untuk dia selalu kusediakan ruang
Yang selalu kubersihkan dan kurapikan
Agar dia betah bersamaku.
Hmmmmm….. apakah ini tidak terlalu berlebihan ? sepertinya tidak !

4 komentar: